23 Juli 2009

Demam FACEBOOK....

Situs pertemanan daring ini menjadi epidemi yang menjangkiti kaum netters. Tak pandang usia, tidak pula status sosial. Ada yang muda, banyak juga yang sudah berumur. Ibu rumah tangga hingga politisi kakap memanfaatkan website jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg, si jenius yang tidak lulus dari Harvard University, ini.

Demam Facebook terjadi di seluruh dunia. Lebih dari 130 juta pengguna aktif mengaksesnya setiap bulan, dari komputer desktop mereka, notebook, hingga telepon seluler. Facebook memberikan penyegaran di tengah kejenuhan users terhadap Friendster, situs jejaring sosial yang sudah ada lebih dahulu.

Facebook kini menjadi situs wajib dikunjungi setiap harinya. Tidak marem rasanya kalau tidak menyapa kawan sesama member, atau sekadar mengomentari status mereka. Sangat mengasyikkan bisa melihat foto-foto teman terbaru, lalu menuliskan celetukan pada boks komentar.

Di era Web 2.0 saat ini, Facebook telah menciptakan ruang publik (public space) baru, bahkan lebih jauh dari itu, sebuah lingkungan publik (public sphere) baru bagi masyarakat daring. Ruang publik atau lingkungan publik merupakan bagian dari teori demokrasi moderen. Ruang publik memberikan kesempatan berpartisipasi yang lebih kepada masyarakat untuk mengekspresikan ide-idenya lebih jauh, dan menghadirkan pola dialektika yang baru.

Habermas (Düsseldorf, North Rhine-Westphalia, 18 Juni 1929), filosof cum sosiolog Jerman, menyebutkan public sphere sebagai bagian dari kehidupan sosial, di mana setiap orang dapat saling berargumentasi mengenai berbagai masalah yang dihadapi bersama-sama.

Di tengah masyarakat yang semakin asosial, kehadiran Facebook setidaknya membantu merajut kembali relasi antarindividu yang terputus, akibat dinamika kehidupan yang memaksa masyarakat semakin individualistis. Meski hal tersebut masih dapat diperdebatkan, mengingat kehidupan daring tidak dapat dipersamakan dengan kehidupan riil, namun jujur diakui masyarakat membutuhkan wadah untuk bertemu dan saling berinteraksi.

Associated Press)

Mark Zuckerberg (Source: Associated Press)

Karenanya, pantas saja jika Zuckerberg dinobatkan sebagai salah satu orang yang paling berpengaruh di tahun 2008 oleh majalah Time. Setidaknya menurut saya, yang kini menjadi salah seorang yang jenuh dengan Friendster.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar